Aku bangga sudah hidup hingga detik ini, banyak pembelajaran
yang kudapati dari berbagai kejadian, entah itu yang membuatku bahagia maupun
sedih. Setahun belakangan, ada satu keputusan besar kuambil tentu dengan resiko
besar pula, aku meraih seseorang-seorang wanita-yang baru saja kandas dari dua
tahun lebih hubungannya.
Entah apa yang ada di benakku saat itu, awal mulanya
aku melihat postingan foto di x dan aku mereply dengan “otpit paporit” tak aku
sangka direply balik sama pemilik postingan tersebut, berlanjutlah kami ke dm. Kami
intens berkomunikasi via x semenjak komunikasi pertama kami-serasa sudah lama
saling mengenal-padahal waktu itu tepat sebulan setelah dia putus dengan
pacarnya. Semua, terasa singkat hingga akhirnya kami bertemu untuk pertama kali.
Pada pertemuan pertama kami sibuk dengan laptop kami masing-masing, dia dengan
skripsinya dan aku dengan magic chessku hehe-niatnya belajar buat tes cpns, kesan
pertamaku-yang selalu pengen dia dengar hingga hubungan kami kandas-dia
memiliki pribadi yang tenang, perhatian, dan menurutku motherable bangetlah,
bagaimana aku tidak tertarik? Hujan dan dingin jadi teman kami hingga aku tak henti-hentinya
bersin, sesaat ketika kami ingin pulang sendalku putus HAHAHA-sedikit malu
sebenarnya.
Hari demi hari berlalu, saat-saat itu aku bahagia dan
beruntung begitu dekat dengannya, di lain sisi aku juga merasa ragu untuk
melangkah lebih jauh dengannya-aku masih melihat postingan lamanya dengan pria
sebelum aku a.k.a mantannya, namun hatiku selalu meyakinkanku untuk terus
melanjutkan kedekatan kami. Bayangkan saja sehari selepas kami bertemu aku
mengabulkan keinginan pertamanya-lebih ke ke-bm-an dia sih. Saat itu, aku
melihat tweet-nya kalau dia ingin makan rujak, hatiku tergerak untuk membelikan
dan mengantarkan rujak ke tempat kerjanya, aku senang sekali melihat ekspresinya
saat dia menerima rujak yang kubeli-walau akhirnya dia kepedasan WKWK.
Sejak kejadian rujak, aku pun sering membelikannya
berbagai jajanan-namanya juga lagi PDKT. Kami pun akhirnya jadi sering bertemu
entah itu untuk sekedar ngopi atau bermain game bersama-banyak nge-netflix sih
ya WKWK padahal gamehouse, hal itu pun hubungan kami semakin erat. Ada satu
kejadian yang membuat hubungan kami sedikit renggang, saat itu aku mengatakan
beberapa kebohongan kepadanya, tau apa responnya? “Mulai lagi dari nol yaa kak”
begitulah katanya, di titik itu aku merasa kecewa pada diriku, aku sudah
sedikit membangun kepercayaannya padaku namun aku runtuhkan-saat itu aku sedih.
Aku tidak pantang menyerah, aku terus membangun ulang kepercayaannya karena aku
yakin untuk bersamanya.
Seperti yang aku bilang di awal aku sedang dalam masa
tes CPNS tentu aku semakin bersemangat untuk lolos kala itu. Namun, takdir
berkata lain aku dinyatakan tidak lolos, hatiku hancur serasa dunia begitu
jahat padaku sampai-sampai melakukan self-harm-first time. Aku bersyukur ada
dia menguatkanku di saat itu, dia selalu mendukung dan menemani hingga perasaanku
berangsur membaik.
Menjelang akhir tahun, aku berniat mengajaknya untuk
menghabiskan waktu bersama melihat kembang api di Gajah Mada-walau aku tidak
pernah. Sialnya, aku telat dia sudah ada rencana bersama sahabat-sahabatnya, alakadarnya
aku menghabiskan waktu di rumah berbaring dan merenung-apa yang aku bisa
lakukan buat 2025.
2025. Awal tahun, rencana baru, resolusi baru,
kehidupan baru. Kedekatan kami pun masuk ke jenjang saling percaya dengan
semakin intens-nya kami bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Sampailah bula
februari, kami ikut merayakan tahun baru china di Gajah Mada, kali pertamaku merayakan
event tahunan dengan kerumunan yang begitu ramai hingga sesak. Bulan-bulan
berikutnya kami mencoba banyak hal baru bersama, tentu dengan dibumbui beberapa
konflik juga. Mulai dari aku yang mulai nge-grab kembali, kami pergi liburan
bersama, dia yang sudah selesai kontrak kerjanya, merayakan ulang tahunku,
merayakan ulang tahunnya-walau tak semeriah ulang tahunku, dia seminar proposal
hingga sidang, dan banyak lagi hal bahagia yang kami lakukan.
Semua terasa bahagia bagi kami hingga depresiku
relapse, masa-masa suram mulai menghantam hubungan kami. Banyak kejadian buruk menerpa
hubungan kami, aku tidak lagi bisa merasakan diriku lagi, aku menjelma
seseorang yang bukan diriku. Pikiranku terasa amat berat dan suram, aku tak
bisa merasakan kehadirannya di sampingku, aku merasa sendiri-maafkan aku. Perasaanku
saat itu tak bisa aku kontrol-di luar kendaliku, aku menjelma jadi sosok yang paling
egois dengan selalu mengedepankan kepentinganku sendiri tanpa memikirkannya,
aku selalu berusaha terlihat baik-baik saja saat bertemu dengannya namun
setelah kami bertemu aku merasakan dunia yang seakan-akan aku hidup sendiri di
dalamnya. Secara tidak sadar aku banyak menyakitinya, membuatnya merasa tidak
dihargai, tidak dianggap, dan banyak hal buruk yang aku lakukan padanya.
Pada akhirnya, dia memutuskan untuk pergi. Tentu aku
tidak bisa menyalahkannya, semua karena diriku. Tulisan ini aku tulis agar
supaya aku rela melepas kepergiannya, aku ikhlas. Dengan ini, terima kasih
untuk semua pembelajaran dan perasaan yang sudah kamu kasih, aku sama sekali
tidak membencimu hingga akhir, aku melepaskan energimu dengan ikhlas. Terima kasih
sudah hadir dan mewarnai hidupku.


Tidak ada komentar: