Stigma yang sudah tertanam dalam pikiran manusia memang sudah membudaya dan susah untuk di ubah apalagi ditanamkan sejak kecil, stigma tersebut sudah tertanam dialam bawah sadar manusia dan dalam memori jangka panjang.
Kemaren saya orang yang beruntung untuk mengikuti TOT ( Training of Trainer ) di sekre bersama tepelima, sadap, saka dan kbi dengan fasilitator bernama kak andy ( begitulah kami memanggilnya ), dari situ saya mendapatkan ilmu baru tentang macam-macam stigma, diskriminasi, pembeaan dan perbedaan, dan gender.
Stigma sendiri merupakan pandangan orang
mengenai diri kita yang terkesan negatif, terdiri dari 4 macam yaitu enacted
stigma, vicarious stigma, perceived stigma dan internalized stigma. Dari
macam-macam stigma tersebut memiliki kondisi
yang berbeda-beda, dimulai dari perceived stigma istilah untuk penilaian
terhadap seseorang, vicarious stigma istilah yang dipakai untuk menilai
seseorang berdasarkan pengalaman seseorang, enacted stigma istilah untuk hal
yang dialami diri kita masing-masing semisal stigma yang tercap pada kita
menurut penilaian orang lain, dan yang terakhir internalized stigma merupakan
stigma yang terinternalsasi kedalam pikiran kita terhadap diri kita maupun
terhadap orang lain.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan ada
beberapa stigma yang dapat tertanam dalam diri kita pribadi atau dalam diri
orang yang kita nilai, tentunya stigma sendiri berkonotasi negatif. Efek dari
stigma ini berdampak sama satu sama lain dimana seseorang dinilai negative atau
hal negative yang tertanam di dalam diri kita, dengan berbagai
istilah-istilahnya tersendiri tergantung kondisi mana yang kita alami.
Terakhir saya mendapatkan istilah-istilah baru
mengenai toleransi dan intoleransi diantaranya stereotype, konservatisme, ekslusivisme,
chauvinism, bigotry, dan beberapa penjelasan mengenai gender.
Ternyata gender tidak hanya 2 melainkan ada 3
yaitu maskulin, feminis, dan androgini ( tengah-tengah antara maskulin dan
feminis ).
Istilah yang menarik perhatian saya yaitu
eksklusivisme dan chauvinism, eksklusivisme memiliki arti paham yang mempunyai
kecendrungan untuk memisahkan diri dari bagian masyarakat, chauvinism sendiri
memiliki arti yaitu kecintaan atau kefanatikan berlebihan terhadap bangsa dan
Negara tanpa mempertimbangkan pandangan orang lain sebagai alternative.