Setiap orang tua memiliki cara berbeda alam mendidik anak, biasanya orang tua akan mengajarkan apa yang kakek dan nenek kita ajarakan kepada orang tua kita. Hal ini menjadi tradisi turun temurun dan menjadi akar permasalahan banyak anak dalam pertumbuhannya hingga dewasa, orang tua cenderung akan menyamaratakan cara mendidik anak-anak mereka dalam satu bidang yang sama.Pada dasarnya setiap anak yang lahir memiliki minat dan bakat yang berbeda walaupun lahir dari orang tua yang sama.

Penyamarataan ini harus kita garisbawahi dimana akan timbul ketimpangan dalam pertumbuhan seorang anak, sebagai contoh sistem Pendidikan formal yang ada di Indonesia dengan minimnya pengelompokan minat dan bakat (hanya ekstrakulikuler) para peserta didik dituntut untuk mempelajari banyak mata pelajaran yang ada pada kurikulum (walau tidak jelas) diantaranya Matematika, Fisika, Kimia dan sebagainya.

Sistem yang terbangun ini menjadi akar permasalahan kenapa Indonesia masih menjadi negara dengan SDM (sumber daya manusia) yang banyak namun kurang berkompeten, budaya kita menghapal, menulis dan membaca tanpa adanya pengertian suatu konsep pembelajaran dan kurangnya pemahaman apa yang dipelajari selama menempuh bangku sekolah.

Saling membandingkan menjadi hal wajar dalam kehidupan sehari-hari, jika kita telisik lebih dalam membandingkan satu dengan yang lain tidak akan ada habisnya karena kita memiliki kemampuan dalam bidang yang berbeda. Pihak yang merasa lebih kurang saat dibandingkan berakibat berkurangnya kepercayaan diri.

Pemikiran-pemikiran konservatif seperti di atas yang patut kita hindari untuk menjadi acuan kita dalam menilai diri kita dan diri orang lain, pada fitrahnya kita terlahir berbeda untuk menjalani kehidupan. Fokus pada diri kita masing-masing jangan terpaku pada orang lain. Focus on your goals.